Wednesday, October 04, 2006

Dia...

DIA...


“Ta, diam aja... Mikirin Randy lagi ya? Udah lupain aja, dia kan dah ngeduain kamu”, ucap Kak Miranda pada Dita saat keduanya sedang duduk santai di teras May-may Cafe.
“Iya kak, aku nggak mikirin Randy lagi. Aku dah nemu yang bisa buat aku ngelupain Randy. Aku lagi nyari-nyari dia nih... Biasanya dia ada di sini. Kakak kalau melihatnya pasti bakal suka juga, karena dia lucu banget. Tapi di mana ya, kok nggak kelihatan”, kata Dita.
Pasti cowok baru yang dikecengin Dita nih, baguslah kalau dia sudah mulai membuka hatinya untuk cowok lain, pikir Kak Miranda
“Memang mana dia? Kakak jadi penasaran”, kata Kak Miranda sambil melihat sekeliling cafe dengan seksama, tapi tidak ada cowok ‘lucu’’ seperti yang Dita maksud.
“Dia nggak datang barangkali, Dit”
“Yah, padahal aku ke sini kan pengin lihat dia. Boleh nggak ya kira-kira dia kubawa ke rumah?”, tanya Dita.
Haah, cowok baru belum kenal mau dibawa ke rumah?? Secepat itu? Kak Miranda jadi heran dengan sikap Dita yang cukup berani.
“Kak, itu dia... Kita ke sana yuk”, Dita kegirangan sambil menunjuk ke halaman cafe.
“Lucu ya, bulunya juga halus. Kalau boleh aku mau bawa dia pulang, mau kuberi dia nama Damboo”, kata Dita sambil membelainya.
“Meoooong”, sahut Damboo terlihat senang.Oo, jadi ini yang dimaksud Dita dari tadi. Kakak pun ikut membelainya.


-chelly- oktober'06

(another flash fiction maybe...^_^)