Tuesday, April 29, 2008

Gara-gara Takut…

Semua orang pasti punya rasa takut, dong. Semua orang pasti juga punya rasa takut yang berbeda-beda juga pastinya. Aku pun begitu adanya.

1. Pastinya takut pada Yang Maha Kuasa. Takut dengan berbagai salah dan dosa yang mungkin telah aku lakukan.

2. Takut dengan ruangan gelap.

3. Takut dengan cerita horor dan sejenisnya.

Ketakutan yang kedua dan ketiga mungkin lebih mengarah ke parno, doang. Nggak tahu kenapa kalo sudah berhubungan dengan ruang gelap dan cerita horor, udah deh bakal nggak bisa tidur, karena pikiran melayang nggak jelas ke mana-mana. Makanya, aku sering heran kok bisa sih orang-orang pada tidur matiin lampu? Kalo aku gelap-gelap gitu, bakal nggak bisa tidur sampai pagi. Kalau tidur ramean mungkin masih nggak apa-apa. Tapi kalo cuma tidur berdua gelap-gelapan, mau sama kakak kek atau teman kek, tokek kek (iiiih yang ini sih ogaaaah), aku bakal nolak mentah-mentah dan mungkin kalo perlu memohon-mohon deh, supaya mereka mau nyalain lampu. Jadi ingat juga nih, sebenarnya dulu aku sempat berusaha beraniin diri tidur gelap.

1. Waktu tidur dengan teman SMU yang lagi main ke Yogya (dia kuliah di Semarang) dan nginep di kosku. Dia biasa tidur gelap, ya sudah akhirnya aku coba tidur gelap, deh. Satu menit pertama masih belum bisa tidur, lima menit kemudian masih belum tidur juga. Padahal ini juga sudah dengan menghitung angka 1 sampai kesekian (ada yang bilang kalo ngitung angka bisa cepat tidur, ya udah aku ikutin aja). Sepuluh menit berlalu, aku masih nggak bisa tidur dan pikiran sudah nggak jelas ke mana-mana—lebih tepatnya sih mengarah ke hal-hal mistis. Akhirnya, aku nyerah. Dengan sedikit merasa bersalah karena harus bangunin temanku itu, aku bilang kalo aku nggak bisa tidur dan harus nyalain lampu. Aku berhasil, lampu nyala deh, horeeee *sambil teriak-teriak kesenengan dalam hati*. Sebodo deh kalo dibilang nggak hemat energi. Habis daripada nggak bisa tidur sampai pagi?!

2. Ceritanya teman kosku habis diceritain cerita horor sama temannya (betenya dia pasti cerita ke aku—dan aku jadi ikutan takut, baguuus). Dia sudah tahu kalo aku paling takut dengan cerita horor, jadi dia sengaja cerita supaya ada teman untuk diajak berbagi takut (idiiih, takut kok dibagi-bagi). Ya sudah alhasil, kita tidur bareng, deh. Sebelum tidur kita nonton film di tv yang kebetulan bagus sampai tengah malam. Setelah film selesai, tidurlah kita. Dia ini biasa tidur gelap. Ya sudah, aku lagi-lagi coba tidur gelap, deh. Aku masih pakai cara lama dengan menghitung angka satu sampai kesekian. Nggak ampuh juga, yang ada malah deg-degan nggak jelas. Aku lihat ke temanku, dia sudah tertidur pulas (sumpah enak banget tidurnya—aku yang statusnya nemenin malah nggak bisa tidur, sial!). Akhirnya aku coba dengan berdoa, karena katanya kalau berdoa atau ngucapin ayat-ayat Al-Quran bisa cepat tidur (aku ucapin dalam hati deh, surat-surat yang aku bisa). Tapi, memang dasarnya udah parno, ya udah tetap nggak bisa tidur. Dan, seperti biasa, aku nyerah. Aku bangunin temanku untuk minta ijin nyalain lampu. Lampu pun nyala (horeeeee).

Nah, sejak saat itu, aku nggak pernah lagi deh tidur gelap. Aku juga sudah janji dalam hati nggak bakalan deh coba-coba lagi tidur gelap. Mau dibayar berapa juga, aku nggak mau (tapi kalo dibayar pakai rumah dan mobil mewah—aku pikir-pikir lagi ya, hehe :p). Kalo sampai mati lampu pun, aku buru-buru nyalain lilin dan nunggu lampunya nyala. Pokoknya say no to the darkness! (eh, benar nggak ya bahasa Inggrisnya? J).

Tapi ada juga lho cerita seru dibalik gelap-gelapan ini.

1. Waktu itu aku masih di kos lama dengan penghuni kos lama, di mana aku dan temanku yang bernama Dini adalah penghuni kos paling muda di antara yang lain. Aku, Dini, dan mbak kosku yang lain memang sering banget kumpul-kumpul sebelum tidur. Biasanya kita ngobrol apa aja, deh. Kebetulan, malam itu, berhubung kita habis nonton acara horor di tv, ya udah kita sepakatan untuk tidur bareng. Mau kamar jadi penuh sesak nggak masalah, yang penting kebersamaan (sama-sama takut maksudnya). Saat itu, semua lagi pada asyik ngobrol. Salah satu kebiasaan burukku, di sela-sela mereka ngobrol pasti sering ketiduran dan kalo sudah tidur nggak bakal bisa diganggu gugat. Mau mereka ngomong kenceng-kenceng, juga nggak bakal ngaruh. Aku pun tidur dengan nyenyaknya. Tiba-tiba lumayan agak lama, lampu tiba-tiba mati dan aku kebangun. Aku panggil-panggil Dini nggak ada, malah tuh kamar ternyata kosong dan aku ditinggal sendiri. Tapi anehnya, malam itu aku lagi nggak begitu terpengaruh dengan kegelapan. Bukannya takut, aku malah sebel mereka ninggalin aku sendiri tapi nggak bilang-bilang. Aku coba nyalain lampu, ternyata nyala, dan aku sudah berniat tidur lagi. Eh, tiba-tiba jendela kamar dan pintu diketuk-ketuk dan ada suara-suara. Jangan kira ini cerita horor ya (meskipun banyak cerita horor tentang kos lamaku itu), karena ternyata yang ngetuk-ngetuk itu Dini dan mbak-mbak kosku yang jahilnya minta ampun. Aku sih sudah duga kalo itu mereka, tapi aku cuek aja. Eh, merekanya akhirnya nyerah juga. Mereka bilang, mereka memang ngerjain aku gara-gara aku khusyuk banget tidurnya, padahal mereka lagi rame ngobrol. Dan, sebenarnya mereka agak gondok, karena mereka sudah nungguin agak lama di dekat pintu dan bawah jendela, tapi aku biasa aja alias nggak takut. Hehe, sebenarnya siapa ngerjain siapa nih? (puaaaas banget hahahaha).

2. Ini kejadiannya tanggal 18 April (tahun 2002 kalo nggak salah), di hari ulang tahunku. Tepat jam 12 teng, aku sudah kena guyuran air. Guyuran air biasa sih masih mending, ini campuran kecap, saos dan lain-lainnya (ramuan air nggak jelas ala teman-teman kos pokoknya). Kelihatan banget mereka puaaaas banget sukses ngeguyur aku. Besoknya, balik dari jalan dengan pacar (sekarang sih dah berstatus mantan pacar), aku langsung masuk kamar. Saat itu memang kondisiku lagi nggak fit (lagi flu dan batuk berat). Aku pikir keadaan sudah aman, aku pun tidur supaya cepat sembuh juga. Dan, sekitar jam 10 atau 11-an, tiba-tiba lampu mati. Otomatis aku bangun. Listrik di kos memang kadang-kadang jeglek, jadi harus dilihat apa benar-benar mati atau cuma jeglek, doang. Di luar kamar kayanya ada orang, tapi herannya pada anteng-anteng aja nggak ada yang liat sekring listrik, tuh. Ya udah, aku keluar dan dengan hati mulia berniat lihat sekring listrik. Nah, saat itulah detik-detik adegan pengguyuran bagian kedua terjadi. Gileeee ya, ternyata pengguyurannya bersambung, lho. Kata mereka mumpung belum jam 12 teng alias ganti hari, jadi nggak afdol kalo aku dibiarin nganggur dan nggak dikerjain (yee bilang aja mo nyiksa). Dan ini lebih parah, karena anak-anak kos lebih lengkap dan lebih semangat. Aku nggak pasrah gitu aja, dong. Ikut bales, tapi apa daya aku sendiri mereka berdelapan ada kali. Ya udah, aku kalah. Yang rada ngenes, aku harus mandi lagi jam 11 malam! Gimana jadi nggak tambah sakit? Dasar dodol semuanya, sumpah deh. Eh, merekanya masang muka tampang nggak berdosa dan cengar cengir aja lagi. Ternyata, mereka sudah menemukan cara ampuh untuk ngebangunin aku yaitu matiin lampu! Mereka sudah tahu kalo aku pasti bangun (dasar jahil!).

Sampai sekarang, aku masih takut gelap dan cerita horor. Ya walaupun sudah lumayanlah. Itu juga sebabnya aku jarang nonton film horor. Maaf banget nih ya untuk pembuat film horor. Bukannya aku nggak cinta film Indonesia yang kaya nya sekarang ngetrend banget bikin film horor, tapi apa daya, daripada habis nonton aku nggak bisa tidur dan terus kebayang-bayang 7 hari 7 malam.

Eh, tapi nih gara-gara penasaran, kadang aku masih suka mau lihat film horor walaupun sebatas di tv (itu pun dengan seringnya nutupin mata dengan bantal atau seringnya ganti-ganti channel lain biar nggak lihat hantunya). Aku masih suka juga dengerin cerita-cerita horor. Tapi, dengan resiko harus menguatkan diri untuk tidur sendiri, karena teman kosku yang biasa diajak berbagi takut sudah pindah. Nasib...

1 Comments:

At 1:09 AM, Anonymous Anonymous said...

Wah sma donk ga suka tidur dalam keadaan gelap, klo sy bukan takut akan "sesuatu" tapi lebih enak aja klo bagun bisa langsung liat jam dinding ga perlu cape2 bagun hidupin lampu, n terang lebih enak soalnya klo gelap trasa sumpek n sempit (kamar dah sempit + tambah pikiran jd sempit) kasian deh.sdah berlngsung sejak kelas 1 SMU smpai skrng.
slam knal dr makanminumair@yahoo.co.id tngrang

 

Post a Comment

<< Home